Kamis, 11 Juni 2009

TRUNYAN : Desa Yang Menyimpan Seribu Keunikan




Sekolah Perhotelan dan Pariwisata Darma Cendika Surabaya

Trunyan, suatu lokasi di pinggir Danau Batur, Kintamani, Bali. Merupakan suatu area yang dihuni oleh penduduk asli Bali, dan terkenal dengan "pemakaman" terbuka yang unik. Untuk mencapai lokasi kita harus menggunakan jasa perahu motor yang tersedia di pinggir danau batur. Perjalan ke lokasi kurang lebih memakan waktu 20 menit.

Konon penduduk didaerah trunyan adalah penduduk asli Bali, sebelum kedatangan penduduk Bali yang merupakan keturunan "Mojopahit". Di daerah ini terdapat adat pemakaman yang cukup unik. Warga yang telah meninggal jenasahnya dimakamkan di atas batu besar yang memiliki cekungan 7 buah. Jenasah hanya dipagari bambu anyam secukupnya. Uniknya setelah berhari - hari walaupun tidak dibalsem, jenasah tersebut tidak menyebarkan bau busuk.

Adat Desa Trunyan mengatur tata cara menguburkan mayat bagi warganya. Di desa ini ada tiga kuburan (sema) yang diperuntukan bagi tiga jenis kematian yang berbeda. Apabila salah seorang warga Trunyan meninggal secara wajar, mayatnya akan ditutupi kain putih, diupacarai, kemudian diletakkan tanpa dikubur di bawah pohon besar bernama Taru Menyan, di sebuah lokasi bernama Sema Wayah. Namun, apabila penyebab kematiannya tidak wajar, seperti karena kecelakaan, bunuh diri, atau dibunuh orang, mayatnya akan diletakan di lokasi yang bernama Sema Bantas. Sedangkan untuk mengubur bayi dan anak kecil, atau warga yang sudah dewasa tetapi belum menikah, akan diletakan di Sema Muda.

Penjelasan mengapa mayat yang menggeletak begitu saja di sema itu tidak menimbulkan bau padahal secara alamiah, tetap terjadi penguraian atas mayat-mayat tersebut ini disebabkan pohon Taru Menyan tersebut, yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini, hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Trunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.[berbagai sumber]

Tidak ada komentar: